Blueberry Soybean

Sehat dan Sejahterah bersama Green World, Join hubungi 087855774579 / 081330555139 pin 532C310E

Sehat dan sejahterah bersama produk Herbal Green World

Sehat dan Sejahterah bersama Green World, Join hubungi 087855774579 / 081330555139 pin 532C310E

Product Bluberry

Sehat dan Sejahterah bersama Green World, Join hubungi 087855774579 / 081330555139 pin 532C310E

Seri Product Blueberry

Sehat dan Sejahterah bersama Green World, Join hubungi 087855774579 / 081330555139 pin 532C310E

Profile perusahaan Green World

Sehat dan Sejahterah bersama Green World, Join hubungi 087855774579 / 081330555139 pin 532C310E

Minggu, 31 Maret 2013

Sumber Daya Manusia



Sumber daya manusia adalah salah satu modal utama dan juga merupakan aset terpenting di setiap perusahaan. Hal ini disebabkan  karena manusia memiliki sifat yang dinamik. Artinya disini adalah sumber daya manusia menjadi sebuah faktor pengerak bagi modal-modal lain yang dimiliki oleh perusahaan. Modal lain yang dimiliki oleh perusahaan tersebut adalah modal finansial dan modal fisik. Dengan kualitas sumber daya manusia yang baik dan positif akan menjadikan sumber daya perusahaan lainnya dapat terkelola dengan baik pula. Sehingga perusahaan akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk dapat memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tentunya tidaklah mudah. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan suatu investasi yang cukup besar dengan proses yang cukup panjang. Sehingga dibutuhkan suatu metoda yang efektif dalam pengelolaannya. Dengan metode pengelolaan yang efektif akan menjadikan investasi yang dilakukan dapat tepat guna dan berhasil guna. Dan proses yang dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diraih dengan baik.        
Pada dasarnya kualitas sumber daya manusia dapat diukur dari tiga hal utama, yakni skill (keahlian), knowledge (pengetahuan), dan attitude (sikap). Idealnya agar suatu perusahaan dapat berkembang dengan cepat, maka sumber daya manusia yang dimiliki harus memiliki keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya. Selain itu sumber daya manusia perusahaan tersebut juga harus memiliki pengetahuan tentang perusahaan dan bidang kerjanya. Dan yang tidak kala pentingnya adalah memiliki sikap/prilaku yang baik.
Akan tetapi dalam kenyataan, kondisi ideal itu sulit untuk didapatkan. Dan diantara ketiga hal diatas, yang sulit untuk dikontrol adalah sikap/prilaku dari sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Karena sikap/prilaku berhubungan erat dengan kepribadian seorang manusia.
Selama ini banyak anggapan yang menyatakan bahwa prilaku dalam diri manusia itu sulit untuk berubah. Hal ini disebabkan karena prilaku dalam diri manusia telah dianggap sebagai bawaan dari manusia itu sejak lahir. Atau dengan kata lain prilaku dalam diri manusia dianggap sudah menjadi ketentuan Tuhan. Sedangkan pada kenyataannya, sifat atau prilaku dalam diri seorang manusia itu dapat berubah sesuai dengan yang diinginkan. Karena pada dasarnya sifat itu  bukanlah bawaan, akan tetapi merupakan bentukan dari pengalaman hidup dan segala sesuatu yang telah ditanamkan oleh para pendidik.
Menurut Peter Lauster (seorang ahli psikologi) mengatakan bahwa seseorang tidak perlu ragu akan prilakunya yang “jelek”. Karena setiap perilaku yang ada akan dapat berubah sedikit demi sedikit seiring dengan pengaruh dan proses perjalanan waktu yang dijalani. Dan apabila manusia tersebut ingin mencapai kehidupan yang lebih berarti maka dengan kesadaran penuh dia harus merubah prilakunya yang “jelek” itu menjadi prilaku yang “lebih baik”.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan prilaku manusia yaitu :
1.     Kebiasaan yang dilakukan oleh manusia tersebut
2.     Lingkungan dimana manusia tersebut hidup
3.     Pendidikan yang ditempuh
4.     Keyakinan yang dijadikan dasar sebagai tolak ukur kebenaran dan kesalahan
5.     Tujuan hidup yang telah ditetapkan dalam hati
6.     Falsafah hidup yang telah terbentuk dari proses perjalanan kehidupan

Dari faktor pertama dan kedua dapat dilihat bahwa kebiasaan dan lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku manusia. Sehingga kalau kita bicara mengenai prilaku sumber daya manusia diperusahaan tentunya tercermin dalam kebiasaan dan lingkungan yang tercipta diperusahaan tersebut. Hal itu dapat dilihat dari etos kerja yang terbangun dalam setiap perusahaan. Dengan demikian, apabila sebuah perusahaan menginginkan sumber daya manusia nya dapat berprilaku yang “baik” bagi perusahaan maka kebiasaan dan lingkungan yang diciptakan dalam perusahaan harus juga “baik”.
Kebiasaan dalam perusahaan yang dimaksud adalah pola, prilaku, atau pelaksanaan dalam setiap pekerjaan. Dan lingkungan dalam perusahaan yang dimaksud adalah kebijakan dan keputusan dalam organisasi, budaya organisasi, situasi dan kondisi organisasi dan termasuk juga seluruh personal yang ada didalamnya.
Sebagai contoh , agar sebuah perusahaan dapat menjadi perusahaan yang profesional dan terpercaya, maka kebiasaan yang diciptakan dalam perusahaan tersebut adalah harus dapat berprilaku profesional. Sehingga profesionalisme yang biasa dijalankan akan menimbulkan kepercayaan terhadap perusahaan tersebut dengan sendirinya.
Artinya mulai dari karyawan yang terbawah sampai dengan atasan yang tertinggi harus dapat selalu menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan kewajiban masing-masing. Berprilaku disiplin dalam pengerjaan dan penyelesaian, serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Sehingga lingkungan yang dibangun adalah kejelasan mengenai diskripsi kerja, sistem, mekanisme,aturan dan kebijakan perusahaan.
Untuk itu perusahaan harus memiliki Standard Operasional Procedure (SOP), tersedianya sarana dan prasarana penunjang pekerjaan, dan telah memiliki aturan yang jelas mengenai jenjang prestasi dari sumber daya manusia yang dimiliki.   
Jadi apabila perusahaan menginginkan sumber daya mausia yang ada didalamnya memiliki prilaku yang dapat menguntungkan perusahaan itu bukanlah hal yang sulit. Semua itu bergantung dari bagaimana perusahaan tersebut dapat membangun kebiasaan yang “baik” dan didukung dengan terciptanya lingkungan yang “baik” pula. Karena untuk menjadikan sesuatu yang sesuai dengan keinginan selalu membutuhkan sebuah proses. Harus memiliki metode yang tepat, serta komitmen yang kuat untuk menjalankannya.
Pada faktor ketiga, maksud dari pendidikan yang ditempuh adalah pengetahuan yang didapatkan oleh tiap-tiap sumber daya manusia selama melakukan proses pembelajaran, baik secara formal maupun non formal. Karena semakin tinggi pendidikan yang ditempuh oleh seorang manusia, maka manusia tersebut akan semakin beradap, bijaksana dan akan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi. Sehingga setiap prilaku yang dijalankan akan semakin terkontrol, terencana dan  terevaluasi dengan baik.
Pada Faktor keempat, maksud dari keyakinan adalah setiap hal yang telah mendarah daging dalam jiwa manusia. Dimana hal tersebut akan selalu menjadi prinsip dan pegangan dalam menjalani kehidupannya. Sehingga prilaku yang ada dalam diri manusia juga terpengaruh oleh keyakinan yang diyakini sebagai sebuah kebenaran awal dalam hidupnya. Dan keyakinan dalam diri manusia akan berubah seiring dengan bertambahnya pemahaman manusia itu terhadap setiap permasalahan yang dialaminya. 
Pada faktor kelima, yang dimaksud dengan tujuan hidup adalah suatu hal yang sangat ingin didapatkan atau dicapai oleh manusia. Sehingga dengan keinginan yang sangat kuat tersebut manusia akan berusaha mengikuti dan menjalani setiap persyaratan yang harus ditempuh agar dapat mencapai yang diinginkan. Sering kali tujuan dalam hidup juga dipengaruhi oleh prinsip dan keyakinan yang ada dalam setiap diri manusia.
Pada faktor keenam, yang dimaksud falsafah hidup disini adalah pemaknaan dan penyikapan terhadap setiap permasalah yang dihadapi dalam menjalani proses kehidupan dimuka bumi ini. Dengan pemaknaan yang mendalam akan menciptakan pandangan  hidup yang menjadi pegangan dan keyakinan yang tercermin dalam prilaku yang dinampakkan.
Dalam buku 24 jam merubah prilaku ini akan diperkenalkan bagaimana merubah prilaku sumber daya manusia yang ada diperusahaan. Dengan menekankan pada proses dan sub proses yang harus dijalani dan dengan menggunakan beberapa metode pelatihan sederhana. Selain itu juga akan dijelaskan bagaimana membangun komitmen sumber daya manusia dalam perusahaan setelah pelatihan. Serta bagaimana menjalankan komitmen yang telah dibangun  untuk mencapai keberhasilan.
Metode yang dipergunakan dalam buku ini adalah “pola permainan dengan pemahaman pada hukum seleksi alam dan hukum sebab akibat”. Sehingga kesempatan kedua yang didapat hanya menjadi sebuah keberuntungan. Keberhasilan hanya dijadikan sebagai dorongan untuk tetap berpikir waspada dan berhati-hati dalam pengambilan keputusan selanjutnya. Kegagalan akan menjadi suatu cambuk dan referensi dalam perjalanan berikutnya.
Penekanan dalam pelatihan yang diterapkan dalam buku ini adalah “penerimaan terhadap kosekuensi logis dari setiap keputusan yang diambil”. Sehingga yang dibangun nantinya adalah perhitungan pada setiap pengambilan keputusan individu dan kelompok. Yang pada akhirnya setiap keputusan yang diambil akan berdampak pada diri dan kelompoknya.
Harapannya adalah dengan kondisi yang tercipta dari permainan yang ada dalam buku ini dapat membawa pembaca untuk menemukan arti keberadaan diri dan manfaat diri yang dipengaruhi oleh prilaku yang ada dalam pribadinya  selama ini.

Sehingga pembaca buku ini dapat terbangun kesadaran dalam dirinya, dan  apabila menerapkan akan dapat mengetahui bagaimana prilakunya dan dampak yang ditimbulkan. Apakah berdampak positif/menguntungkan bagi diri dan lingkungannya, sehingga perlu dipertahankan? Ataukah berdampak negatif/ merugikan bagi diri dan lingkungannya, sehingga perlu dilakukan perubahan ?.