Minggu, 21 April 2013

Keyakinan Niat Baik

Semangat siang ini ku mencoba mereview kenangan masa lalu ditahun 1997. saat itu ku sedang menjalani kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. selain kuliah ku juga bekerja sebagai buruh di salah satu home industri dekat dengan desa saya tinggal.

Saya kerja mulai jam 7 pagi sampai dengan jam 4 sore, sehingga dalam sehari saya bekerja selama 8,5 jam karena diberi waktu istirahat untuk makan dan shalat selama 30 menit. Upah yang diberikan kepadaku adalah Rp. 2.500,- per hari sehingga dalam satu minggu (6 hari kerja) ku peroleh upah sebesar Rp. 15.000,-. proses yang kujalani itu itu telah kunikmati selama 1(satu) tahun.

Suatu ketika, pada sore hari sepulang kerja ku bergegas untuk bersiap-siap mau berangkat kuliah... saat ku akan berangkat kuliah tiba-tiba tetangga sebelah rumah menyapa ku " Mau pergi kuliah to mas?" dan ku menjawab: iya bu......
setelah itu tetangga ku langsung berbicara lagi:" untuk apa sih mas sekolah tinggi-tinggi, toh belum tentu bisa kerja yang enak juga, banyak lulusan sarjana yang menganggur. seperti sampeyan saat ini kerjanya juga masih sebagai buruh... dan ibu itu menegaskan sekali lagi percuma kuliah mas, kalau pada akhirnya jadi pengangguran atau jadi buruh, kasihan tu bapak ibunya yang telah bersusah payah membiayai mas".

Mendengar kata-kata seperti itu, amarahku langsung memuncak dan hendak membalas kata-kata ibu tersebut dengan makian... namun sebelum kata-kata itu terlontar, seorang kakek datang menghampiriku dan berkata: " wahai anak muda, jangan kau kotori niat baikmu itu dengan amarah, yakinlah bahwa yang menetukan masa depanmu itu bukan kata-kata seorang ibu yang ada dihadapanmu itu akan tetapi ketekunan, kesabaran dan kesungguhanmulah yang akan membawamu pada jalan kebaikan yang engkau cita-citakan....dan pahamilah bahwa kebahagiaan dan kemuliaan seseorang itu bukan ditentukan oleh pekerjaan yang dijalani saat ini...."

Ucapan dari kakek itu segera menyadarkanku dan segera ku menyampaikan pada ibu itu:" maaf bu saya berangkat menuntut ilmu dulu, semoga yang ibu sampaikan tadi dapat memicu semangatku untuk belajar dan berkarya, sehingga saya dapat membuktikan bahwa apa yang ibu sampaikan itu tidak benar.... terima kasih" dengan suasana hati yang penuh semangat dan ketenangan ku langsung berangkat menuju kampus tempat ku belajar...

0 komentar:

Posting Komentar